KAMANI #1: Cinta, Akhlaq, dan Amal Shalih



Yogyakarta - Hari Kamis (19/03) Bidang Syiar Islam Jama’ah Mahasiswa Muslim Biologi (BISI JMMB) mengadakan Kajian Masalah Terkini (KAMANI) perdana di tahun 2015 ini dengan tema Cinta, Akhlaq, dan Amal Shalih. Kajian ini dimulai pukul 16.30 WIB di Ruang Biodas Atas Timur dan diawali dengan melafalkan basmalah bersama-sama dipimpin oleh Mochammad Fathi (2014) kemudian dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh M Anwar Aziz (2012). Acara inti dari kajian ini diisi oleh Ustadz Nur Hidayat Pamungkas. Berikut ini adalah ulasan singkat KAMANI #1.


 Cinta adalah topik yang selalu menarik untuk dibahas. Diskusi perkara cinta tak akan ada habisnya. Beberapa orang mempunyai persepsi bahwa cinta itu harus memiliki, tidak harus memiliki, atau cinta itu harus membenci. Makna cinta tak sesempit diberikan hanya kepada teman, melainkan yang terpenting adalah memberikan sepenuh cinta kita kepada Allah, salah satu caranya yaitu melalui orangtua.
Apa bedanya cinta dengan ridho?
Semua manusia yang hidup di dunia fana ini tak lepas dari peran penting orangtua. Dari karier hingga pernikahan, di sanalah orang tua senantiasa membersamai. Pada hakikatnya, hidup adalah untuk membina rasa cinta kepada Allah SWT melalui orangtua, supaya Allah pun ridho. Maka, sudah menjadi kewajiban kita untuk memperbagus akhlaq kepada mereka serta melakukan amal-amal shalih lainnya guna membuat Allah semakin mencintai kita.
Seorang ulama, Abdullah Nasih Ulwan membagi cinta menjadi tiga tingkatan:
1.      Mahabbah Ula (Cinta yang utama)
Naluri yang lebih mencintai dan mengutamakan kepentingan keimanan kepada Allah lebih besar daripada kepentingan duniawi semata
2.      Mahabbah Al Wustho’ ( Cinta yang menengah)
Naluri mencintai harta dunia seisinya dengan masih memperhatikan koridor hokum (halal dan haram) dari Allah SWT
3.      Mahabbah Al Adna (Cinta rendahan)
Naluri cinta yang paling rendah dimana manusia hanya memikirkan duniawi semata tanpa mengindahkan koridor hukum (halal-haram) dari Allah SWT
Bagaimana merawat cinta?
Merawat cinta memang tidak mudah. Terkadang, ia membutuhkan pengorbanan yang besar. Menjaga pandangan, menjaga makan, menjaga lisan, menjaga pendengaran dari apa-apa yang diharamkan-Nya merupakan salah satu wujud upaya menjaga cinta kepada-nya. Pertanyaannya, sudahkah kita melakukannya?
Pertahankanlah cintamu pada Mahabbatul Ula.” Pesan Ustadz Nur Hidayat.
Di akhir kajian, yaitu pada sesi diskusi, banyak sekali pertanyaan yang muncul dari peserta kajian. Pertanyaan pertama datang dari Ibnu Sina (2011),“ Dalam konsep mahabbah, bagaimana mencintai sesuatu yang kita tidak ketahui tentang hal itu?”. Tidak akan muncul rasa cinta sebelum adanya pengetahuan yang karena kita tidak bisa mencintai sesuatu sebelum kita mengenal sesuatu itu dengan sangat baik. Akan menjadi percuma jika kita mempunyai tujuan, tetapi pemikiran kita tidak selaras dengannya. Sehingga, kita harus menyatukan pemikiran dengan tujuan. Begitulah kira-kira penjelasan Ustadz Nur.
Pertanyaan berikutnya berasal dari Fitri Yulia R (2012). Ia bertanya kepada Ustadz Nur Hidayat bagaimana caranya mengetahui bahwa Allah ridho terhadap apa yang kita lakukan, sedangkan aktivitas mahasiswa itu tak hanya pada akademik. Ustadz Nur menjelaskan bahwa ilmu yang kita dapatkan bernilai berkah jika dengan hadirnya ilmu tersebut mampu menambah rasa cinta kita kepada Allah SWT dan merasa jarak antara kita dengan-Nya semakin memendek. Namun, apabila sebaliknya, maka yang perlu diluruskan adalah niat kita dalam mencari ilmu.
Alhamdulillaahirabbil`aalamiin. KAMANI #1 berakhir tepat saat adzan maghrib berkumandang. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat untuk teman-teman semua. Aaamiin. (FNK/BiMO)

0 komentar: