Seperti yang kita ketahui, pada Desember 2015 mendatang, sudah tidak ada lagi pembatasan antar negara ASEAN, atau yang lebih dikenal dengan ASEAN Community. Dengan adanya ASEAN Community, nantinya persaingan global semakin meningkat. Tidak hanya pengetahuan saja yang dibutuhkan untuk menghadapi hal tersebut, tetapi skill juga penting untuk ditingkatkan. Salah satu skill yang perlu ditingkatkan itu adalah bahasa asing.
Oleh karena itu, JMMB
berinisiasi untuk mengadakan JMMB Language Club (JLC). Kedepannya, JLC akan
mendatangkan native speaker sesuai
tema bahasa yang ditentukan. JLC sudah dimulai pada Jumat (21/11) dengan tema
Jepang. Takumi Fujisaki, mahasiswa exchange
dari Osaka University adalah pengisi perdana JLC ini.
Takumi Fujisaki memaparkan
kehidupan di Jepang secara garis besar, mulai dari populasi hingga sastra
Jepang. Penasaran apa yang dijelaskan oleh Fujisaki? Nah, ini dia yang ia
paparkan.
Kalau musim panas di Jepang,
kakigori (es serut khas Jepang) amat laris.
Ini keadaan di Jepang
ketika musim dingin.
Di Jepang ada kaisar dan
perdana menteri. Kaisar itu hanya status saja, tidak berhak apa-apa di
pemerintahan. Perdana menteri-lah yang berhak menjalankan pemerintahan.
Ini Kabuki, salah satu
kebudayaan Jepang. Kalau di Indonesia mungkin seperti wayang orang.
Kalau yang ini namanya
shodo, atau kaligrafi Jepang.
Di Jepang itu biasaya
menggombal pakai puisi yang disebut waka.
Ini namanya kimono. Biasanya
dipakai perempuan ketika ada acara khusus. Kata Fujisaki, kimono itu
berlapis-lapis dan sulit dipakai.
Kalau ini yukata. Berbeda
dengan kimono, yukata ini bisa dipakai kapan saja dan oleh siapa saja termasuk
oleh laki-laki.
Ketika musim dingin tiba,
biasanya keluarga di Jepang mengadakan nabe party (Nabepa). Nabe sendiri
merupakan makanan yang dimasak dalam panci besar.
Ini sashimi, ikan segar
yang difillet, dimakan dengan campuran kecap asin dan bawang sehingga tidak
amis.
Kalau yang ini namanya
misoshiru, sup khas Jepang.
Ini natto, kedelai yang
difermentasi. Hanya orang-orang tertentu saja yang menyukainya.
Orang Jepang itu kemana-mana
kalau dekat biasanya jalan kaki atau naik sepeda.
Kalau jauh, orang Jepang
biasanya naik shinkansen atau bus. Kereta shinkansen sangat cepat, harga
tiketnya lebih mahal dari naik pesawat.
Kalau tidak terlalu
terdesak, jangan coba-coba naik taksi di Jepang. Tarif untuk buka pintu saja
bisa mencapai Rp. 70.000.
Ini salah satu
universitas yang popular di Jepang, yaitu Universitas Osaka. Universitas
lainnya yang popular adalah Universitas Kyoto dan Universitas Tokyo.
Di Jepang, cara
berkenalan dengan menukar kartu nama sambil membungkuk.
Ini huruf hiragana.
Huruf katakana biasanya
digunakan untuk kata serapan dari bahasa asing.
Akhirnya, setelah
sharing, kita foto bersama dengan Fujisaka.
Cukup sekian JLC perdana
ini, nantikan JLC selanjutnya!
(Pipit)
0 komentar: