Salah satu tabiat alam ini adalah pertumbuhan. Bayi lahir dengan mungilnya, kemudian bertumbuh dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya menjadi kakek yang bijaksana. Tentu tidak semuanya demikian. Karena pertumbuhan fisik terkadang tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan jiwa. Maka kita akan melihat ada kakek-kakek yang berperilaku tidak beradab, amoral, atau bermacam jenis hal buruk lainnya.
Salah satu tabiat alam ini adalah pertumbuhan. Tidak hanya pada makhluk hidup yang bergerak dengan bebas, tetapi juga pada makhluk hidup yang bergerak tidak dengan bebas. Tumbuhan misalnya. Dari sebentuk biji, atau tunas pada beberapa yang lain, yang rapuh, yang berisiko tinggi gagal hidup, kemudian bertumbuh dan bertumbuh terus hingga akhirnya menjadi sebatang pohon yang kokoh, atau seberkas tetumbuhan yang cantik dan memperindah taman. Tapi, bahkan tumbuhan, juga rawan terserang penyakit dan virus. Hingga pertumbuhan beberapa dari tumbuhan tersebut terhambat sementara beberapa yang lainnya harus dimusnahkan agar virus tidak menyebar.
Salah satu tabiat alam ini adalah pertumbuhan. Bahkan pada hal-hal yang bukan fisik. Penemu-penemu besar di dunia ini mengalami pertumbuhan pemikiran dibarengi dengan pertumbuhan pengalaman. Hingga kegagalan-kegagalan mereka seolah menjadi sel-sel yang menyusun jaringan kesuksesan mereka. Lihatlah Thomas A. Edison. Berapa lama pertumbuhannya, hingga menjadi orang, yang kini dunia akan terus mengenangnya. Pejuang-pejuang besar pun begitu. Sejarah mengenal mereka karena kegigihan mereka melewati ujian-ujian besarnya. Ujian yang menjadi batas apakah mereka layak dikenang dalam sejarah ataukah hanya menjadi segolongan orang biasa, atau bahkan ekstrimnya, menjadi sampah sejarah. Ujian tersebut bisa berupa kekalahan, atau kegagalan strategi perjuangan, atau pengusiran, atau pengkhianatan, atau penolakan, atau bisa jadi bentuk-bentuk lainnya. Dalam kegigihan melewati ujian tersebut mereka bertumbuh, menjadi istimewa. Muhammad sang Rasul adalah contoh sempurna dari semua pejuang ini. Terlepas dari takdir kemenangan yang melingkupinya-wallahu a’lam, ilmu kita sangat sedikit tentang itu-, beliau telah mewariskan pada umatnya tentang tabiat alam bernama pertumbuhan. Bahwa agama yang beliau bawa diperjuangkan dari keadaan ditolak manusia pada umumnya, kemudian bertumbuh dan bertumbuh terus hingga kini dianut oleh sebagian lebih penduduk dunia. Dan agama itu masih terus bertumbuh.
Salah satu tabiat alam ini adalah pertumbuhan. Pun pada hati manusia. Setitik noda yang tidak segera dibersihkan, saat demi saat, akan mendapat tambahan noda-noda lainnya. Kita dapat mengatakan bahwa noda itu mengalami pertumbuhan. Dari tiada, kemudian sedikit, bertambah dan terus bertambah, hingga kemudian menjadi banyak. Lalu manusia menjadi terhenyak, kenapa pada waktu-waktu terakhir umurnya, hati tidak merespon terhadap perilaku-perilaku buruk dan kesalahan-kesalahan cara hidup? Manusia terkaget ketika hatinya terkunci.
Pertumbuhan adalah suatu keadaan, dari tiada, menjadi ada, kemudian sedikit, bertambah dan terus bertambah, hingga kemudian menjadi banyak. Pertumbuhan itu adalah tabiat. Dia netral pada dasarnya. Tetapi dapat diarahkan, entah kepada sesuatu yang bernilai positif, entah kepada sesuatu yang bernilai negative. Pertumbuhan dapat mengarah pada kesuksesan, tetapi dapat juga mengarah pada kegagalan. Pertumbuhan dapat mengarah pada kesucian jiwa, tetapi dapat juga mengarah pada dosa yang bertumpuk. Maka, berdo’alah pada Allah Yang Maha Kuasa agar pertumbuhan kita mengarah pada yang diridhoi oleh-Nya.
Zaf
12-12-2010
telah dipost di penulisrabu.blogspot.com
Tabiat Pertumbuhan
Jama'ah Mahasiswa Muslim Biologi UGM(JMMB)
Sebuah organisasi yang beranggotakan seluruh mahasiswa muslim Fakultas Biologi UGM yang mengusung visi "Membumikan Islam dengan Aktivitas Ilmiah".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hm... sebenarnya kalimat yang benar, bertumbuh dan bertumbuh ataukah tumbuh dan tumbuh ?
BalasHapus